Friday, December 6, 2013

PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN, MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA



BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kugoncangkan dunia. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno).[1]Beliaulah sang ploklamator, bapak bangsa, yang setiap isi pidatonya, menyulut semangat rakyat dan membangkitkan gelora di dada.
Beliau Soekarno pernah berpesan pada kita bahwa: “ Jangan sekali- kali melupakan sejarah “ atau lebih terkenalnya dengan Jas Merah. Kita bangsa Indonesia, adalah sebuah bangsa yang memiliki sejarah panjang. Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang tidak lepas dari kucuran darah para pahlawan, kerja keras, keringat, serta tangisan anak-anak di setiap malam, yang kesemuanya telah menjadi tombak bagi para penjajah, tombak tersebutlah yang telah memberikan kita kemerdekaan lewat izin Allah Swt.
Selanjutnya, yang ingin pemakalah paparkan disini adalah bagaimanakah kucuran darah, keringat, serta tangisan anak-anak setiap malam, bisa terhenti sepeti sekarang ini, atau lebih jelasnya bagaimanakah perjuangan bangsa Indonesia waktu itu, tentunya kita
tidak boleh melupakan amanat SoekarnoJas Merah. Jas Merah mengisyaratkan kepada kita tentang bagaimana para cendekiawan, tokoh agama, tokoh masyarakat saat itu mensiasati, menyusun strategi, memukul mundur para penjajah, sehingga pada saat ini kita bisa hidup lebih sejahtera, nyaman, dan tentram.
Namun sekali lagi, bapak  bangsa  Bung Karno justru lebih mewanti-wanti kita semua saat ini, bahwa:“ Perjuanganku lebih mudah, karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit, karena melawan bangsamu sendiri ”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan proses persiapan Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2.      Menjelaskan detik – detik Proklamasi Kemerdekaan.
3.      Menjelaskan usaha mempertahankan Kemerdekaan RI.
BAB 11
PEMBAHASAN
A.    Proses Persiapan Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah “ Jas Merah “. Sebuah pesan yang pernah disampaikan oleh sang ploklamator, Bung Karno kepada bangsa Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah. Dapat dikatakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak munculnya kesadaran berbangsa atau disebut kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad ke-20. Perjuangan ini mencap[ai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni saat diploklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia.[2]
Sebenarnya perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan di berbagai daerah di Nusantara jauh sebelum abad ke-20. Hanya perjuangannya belumlah bersifat nasional atau kebangsaan yang bertujuan untuk membentuk suatu Negara Bangsa (nation – state). Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajahdari daerah atau kerajaan tertentu secara local sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan atau local.
Dan ketika bangsa Indonesia telah mulai sadar akan nasibnya yang sedang dijajah sehingga kondisinya miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri, munculah berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawanpenjajahan dengan berbagai taktik perjungan yang dilandasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.[3]
Organisasi tersebut seperti: Partai Nasional Indonesia tahun 1927 atau PNI yang dipimpin oleh Ir. Soekarno, tahun 1931 lahir Partai Indonesia yang dipimpin oleh Mr. Sartono, tahun 1931 lahir Partai Nasional Indonesia atau dikenal dengan PNI Baru yang dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sultan Syahrir, tahun 1937 lahir Gerak Indonesia atau Gerindo yang dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin dan Mohammad Yamin.[4]Sehingga semangat, serta kekuatan bangsa Indonesia untuk merdeka terkumpul dan terkoordinasi.

1.    Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia
Bangsa Indonesia yang sudah kuat, teguh bersatu untuk merdeka itu, akhirnya mendapatkan angin segar ketika Jepang terdesak setelah pulau Saipan jatuh dan pasukan jepang dipukul mundur oleh pasukan sekutu dari Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Marshal. Sekutu juga melakukan serangan udara di beberapa kota seperti Ambon, Makasar, Manado dan Surabaya.Tentara sekutu juga telah mendarat di daerah sumber minyak, seperti di Tarakan dan Balik Papan. Dengan kejadian tersebut berarti kekalahan jepang tinggal menunggu waktu.
Dalam menghadapi situasi kritis tersebut, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa dengan melalui Panglima Bala Tentara XVI (Jenderal Kumakichi Harada) pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan dibentuknya BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Tindakan pembentukan BPUPKI ini merupakan langkah kongkret pertama Jepang bagi pelaksanaan janji Kaiso tentang kemerdekaan Indonesia. BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan pembentukan Negara Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr.K.R.T.Radjiman Wedyodiningrat. Dalam sidang BPUPKI yang pertama (29 mei-1 juni 1945) membicarakan mengenai rumusan dasar Negara RI, sedangkan sidang yang kedua (10 juli-17 juli 1945) membahas rancangan undang-undang dasar, termasuk mengenai pembukaan ( Preamblume ) oleh panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno.


2.      Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI )
Setelah BPUPKI berhasil menyusun rancangan UUD, BPUPKI dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Sebagai gantinya pemerintah Jepang ( Marsekai Terauchi ) menyetujui dibentuknya PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas PPKI adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.PPKI diketuai Ir. Soekarno dan Moh Hatta sebagai wakilnya
                        Pada tanggal 9 Agustus 1945 dalam rangka pengangkatan, Marsekal Terauchi memanggil Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia.
B.     Detik – Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah membuktikan, bahwa jauh sebelum tahun 1908, perjuangan bangsa Indonesia selalu dapat dipatahkan oleh pemerintahan kolonial, salah satu penyebabnya karena perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, yaitu untuk kepentingan daerah atau wilayahnya masing – masing. Kondisi ini memudahkan pemerintahan kolonial Belanda untuk melaksanakan politik devide et impera oleh pemerinthan kolonial.
            Namun akhirnya kesadaran kehidupan berbangsa mulai timbul dengan dicetuskannya ikrar Sumpah Pemuda, pada tanggal 28 Oktober 1928. Semangat Sumpah Pemuda menjadi inspirasi tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk terus dan terus berjuang dalam upaya merebut kembali kemerdekaan bangsa, usaha ini ternyata tidak sia – sia, karena berkat usaha keras dan berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada hari jum’at tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta di rumah Soekarno, diadakan persiapan untuk Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Menjelang pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan, massa telah memadati halaman rumah Soekarno dengan berbaris secara teratur dan tertib. Keamanan rumah Soekarno dijaga oleh pasukan Peta dibawah pimpinan Shodanco Latief Hendraningrat dan Shodanco Arifin Abdurrahman. Persiapan upacara dipimpin oleh Suwiryo, walikota Jakarta.
Adapun susunan acara yang telah dipersiapkan sebagai berikut :
1)      Pembacaan Proklamasi.
2)      Pengibaran bendera merah putih.
3)      Sambutan Wali Kota Suwiryo dan Muwardi.
Sebelum teks Proklamasi dibacakan, Soekarno memberikan pidato pendahuluan singkat yang isinya sebagai berikut :
1)      Meskipun mengakami pasang surut, perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan tidak pernah terhenti.
2)      Dengan tenaga dan kekuatan sendiri, bangsa Indonesia bertekad bulat menentukan nasib bangsa dan tanah airnya.
Setelah pembacaan naskah Proklamasi, acara dilanjutkan dengan mengibarkan bendera Merah Putih di halaman rumah Ir. Soekarno. Bendera Merah Putih tersebut adalah jahitan Ibu Fatmawati Soekarno. Pengibaran bendera dilakukan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat dengan disaksikan oleh segenap hadirin dan diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan “ Indonesia Raya “ciptaan W.R. Supratman.

C.    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Baru sebentar Indonesia berdiri menghirup nafas segar, tiba – tiba tentara sekutu kembali datang ke Indonesia. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang ingin mempertahankankemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadilah pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.

1.      Pertempuran di Surabaya
Pada tanggal 25 oktober 1945, Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya, kedatangan mereka disambut oleh R,M.T.A. Suryo (Gubernur Jawa Timur). Pada awal kedatangan mereka Inggris telah mengadakan perjanjian bahwa Inggris berjanji bahwa kedatangan tentaranya tidak disertai angkatan perang Belanda, Kedatangan Inggris hanya melucuti senjata tentara Jepang.
            Namun pada praktiknya Inggris tidak menepati janjinya dan justru berusaha menguasai Surabaya, seingga pada tanggal 27 oktober 1945 terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dengan pejuang di Surabaya , dalam pertempuran ini Jenderal A.W.S. Mallaby, tewas.
            Inggris tidak terima atas kematian Jenderal A.W.S. Mallaby, sehingga mengeluarkan Ultimatum agar Surabaya Menyerah tanpa syarat kepada Inggris sampai batas waktu yang ditentukan yaitu 06.00 WIB, 10 November 1945, kalau tidak maka Surabaya akan di hancurkan.
            Namun atas semangat yang dikobankan Bung Tomo melalui radio, Merdeka atau Mati, menjadikan rakyat Surabaya enggan menyerah sehingga pecahlah pertempuran antara pasukan Indonesia dan Inggris pada tanggal 10 November 1945. Dalam pertempuran tersebut, Bung Tomo gugur sebagai pahlawan Indonesia. Masih banyak perjuangan bangsa Indonesia lainnya dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
            Walaupun sekarang ini kita telah merdeka, namun menurut Soekarno kita belum dikatakan merdeka jika kita tidak percaya dan merasa bangga pada diri kita sebagai suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
“ Bangssa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa,tidak dapat berdiri sebagai bangsa yang merdeka “ (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).[5]



BAB 111
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai sejarah yang sangat panjang dalam perjuangannya melawan para penjajah. Dapat dikatakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia dimulai sejak munculnya kesadaran berbangsa atau disebut kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad ke-20. Perjuangan ini mencap[ai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni saat diploklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Sebenarnya perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan di berbagai daerah di Nusantara jauh sebelum abad ke-20. Hanya perjuangannya belumlah bersifat nasional atau kebangsaan yang bertujuan untuk membentuk suatu Negara Bangsa (nation – state). Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajahdari daerah atau kerajaan tertentu secara local sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan atau local.
Pembentukan BPUPKI dan PPKI merupakan wujud upaya persiapan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Baru sebentar Indonesia berdiri menghirup nafas segar, tiba – tiba tentara sekutu kembali datang ke Indonesia. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang ingin mempertahankankemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadilah pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.






B.   Daftar Pustaka
Sapriya,2009. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.Jakarta.
Yani Ahmad, 2009. Pembelajaran IPS. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Jakarta.
http:// www.sharepresident.blogspot.com/2011/05/kutipan-kutipan-bung-karno.html//m=1/27/11/2013/11:17.

[1]http://www.poztmo.com/2011/11/kata-kata-mutiara-bung-karno.html?m=1/23/11/2013/20:17.
[2]Sapriya,2009. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.Jakarta. hal 138
[3]Sapriya, Op. Cit. 146
[4]Ahmad Yani, 2009. Pembelajaran IPS. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Jakarta. Hal  291
[5]http:// sharepresident.blogspot.com/2011/05/kutipan-kutipan-bung-karno.html//m=1/27/11/2013/11;17

No comments:

Post a Comment